Artikel Terbaru

loading...

Bid'ahkah ayat Al Qur'an dijadikan mantera atau azimat

Bid'ahkah menggunakan ayat Al Qur'an untuk kesembuhan dan keperluan lainnya

al quran
al quran
Banyak yang bertanya, bolehkah dan bid'ahkah jika kita menggunakan ayat-ayat suci Al Qur'an untuk keperluan dunia kita, seperti untuk kesembuhan, mencari rizki, menambah kewibawaan, dan lain-lain. Perlu diketahui oleh para pembaca bahwa mukjizat terbesar dan terhebat dari Nabi Muhammad adalah Al Qur'an, bukan mukjizat lain seperti mengeluarkan air dari sela-sela jari, menundukkan hewan, bahkan membelah bulan. Sangking hebatnya Al Qur'an, Allahpun menjamin bahwa Al Qur'an akan dijaga terus hingga hari kiamat. Siapapun yang ingin menghapalkan Al Qur'an pasti diberi kemudahan untuk menghapal. Selain dari itu, keberkahan Al Qur'an tidak hanya untuk Rasulallah Muhammad SAW saja, tapi seluruh umatnya baik pahala membacanya, bahkan memegang Al Qur'anpun juga dapat pahala.

Sedangkan soal pemanfaatan ayat Al Qur'an untuk kepentingan lain, perlu diketahui bahwa termasuk isi Al Qur'an adalah do'a. Banyak sekali ayat-ayat dalam Al Qur'an yang merupakan isi do'a nabi para Nabi, misalkan do'a Nabi Ibrahim dalam surat Ibrahim ayat 35 :
وَاِذْ قَالَ اِبْرَاهِيْمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِى وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْاَصْنَامَ
Artinya : "Dan ingatlah ketika Nabi Ibrahim berdo'a : "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini aan dan jauhkanlah aku dan anak-anakku dari menyembah berhala"

Juga do'a Nabi Yunus ketika dalam perut ikan, yaitu Surah Al Anbiya ayat 87 :
لَّآ إِلهَ إِلَّآ أَنْتَ سُبْحَانَكَ اِنِّى كُنْتُ مِنَ الظّلِمِيْنَ
Artinya : Tidak ada Tuhan selain Engkau.  Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim"
sehingga kita dianjurkan untuk memperbanyak berdzikir dengan doa Nabi Yunus tersebut agar terbebas dari segala kesusahan. 

Dan masih banyak lagi contoh-contoh doa para Nabi yang termaktub dalam Al Quran.
Dan memang kita diperbolehkan menggunakan do'a-doa yang tercantum dalam Al Qur'an tersebut. Bahkan dikatakan bahwa do'a yang paling afdhol adalah do'a yang berasal dari Al Qur'an. Oleh karena itu para ulama atau kiyai selalu dalam berdoa pasti mengambil sebagian ayat-ayat Al Quran yang merupakan do'a dari para Nabi.

Dalam beberapa hadits, Nabi Muhammad SAW juga banyak menggunakan Ayat Al Qur'an untuk keperluan lainnya baik sebagai do'a atau mantera atau jampi atau azimat. Begitu juga para sahabat yang melakukannya, Nabi Muhammad tidak melarangnya. berikut saya tampilkan beberapa hadits berikut.

Di dalam hadits riwayat Imam Bukhori dan Muslim, Abu Said Al Khudri bercerita :
Pada suatu hari para sahabat diutus Oleh Nabi Muhammad menuju ke arah perkampungan Arab. Dalam perjalanan itu mereka berhenti beristirahat di suatu perkampungan untuk meminta bantuan makanan. Malangnya permintaan mereka ditolak.

Tidak lama selepas itu datanglah beberapa orang kampung tersebut menemui rombongan itu. Meminta bantu kepada para sahabat agar dapat menyembuhkan ketua kampung mereka yang telah digigit binatang berbisa. Akhirnya para sahabat bersedia mengobati dengan syarat, para sahabat berkata :
"Bukankah kami tadi meminta sedikit makanan tapi kamu telah menolaknya?, Kami tidak akan mengobati ketua kampungmu tanpa perjanjian terlebih dahulu dengan kami"
Permintaan para sahabat diterima dan mereka berjanji akan memberi hadiah berupa beberapa ekor kibas jika berhasil mengobati ketua kampungnya.
Lalu salah satu dari sahabat membaca surat Al Fatihah lalu meludah dibagian tubuh ketua kampung yang terkena bisa. beberapa menit kemudian, ketua kampung sembuh kembali dan dapat berjalan sedia kala.

Maka para sahabat mendapatkan upah yang telah dijanjikan sebelumnya. Setelah mereka mendapat upah, salah satu dari mereka berkata bahwa sebaiknya sebelum kita bagi hadiahnya, kita laporkan dahulu kepada Rasulallah SAW, nanti kita ikuti apa yang Nabi perintahkan.

Kemudian setelah mereka pulang, mereka menceritakan kisah mereka kepada Nabi Muhammad. Nabi Muhammad berkata : "Siapakah yang memberi tahu kamu bahwa surat Al Fatihah adalah ayat untuk jampi/mantera kesembuhan ?"
Kemudian Rasulallah melanjutkan : "Sekarang kamu telah mendapat upah. Bagilah upah tersebut, dan jangan lupa Aku diberi bagian juga." Setelah bersabda Rasulallah Muhammad SAW pun tertawa.

Dari riwayat di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa menggunakan Ayat dari Al Qur'an untuk mantera di dalam Islam adalah diperbolehkan. bahkan untuk dijadikan azimatpun  diperbolehkan, seperti hadits berikut.

Dari hadits yang diriwayatkan oleh Amr bin Syuaib yaitu :
"Sesungguhnya Rasulallah SAW telah mengajarkan para sahabat suatu bacaan (Ayat Al Qur'an) berkaitan dengan perkara yang menimbulkan ketakutan. Kemudian para sahabat Rasulallah telah mengajar ayat Al Qur'an itu pada anak-anak mereka yang sudah baligh dan kepada anak-anak mereka yang belum baligh dituliskan kalimat tersebut, kemudian digantungkan pada leher."
Dan masih banyak lagi hadits menjelaskan hal ini.

Yang perlu kita tanamkan bahwa sesungguhnya yang menyembuhkan atau mengabulkan sejatinya adalah Allah SWT. Ayat Al Qur'an dan hal-hal lain hanyalah perantara bagi kita agar mendapatkan apa yang diinginkan. Banyak contoh lain yang dapat kita lakukan seperti misalnya dengan sholat dan do'a di malam hari. Atau juga memberi sedekah kepada seseorang dengan ikhlash, dan lainnya. semua itu adalah usaha-usaha kita agar mendapat Rahmat Allah. Sama halnya jika kita sakit dan berobat pada dokter, jika kita sembuh dengan berobat dengan obat dari dokter, sesungguhnya dokter dan obat hanyalah perantara kita mendapat kesembuhan. hal ini perlu kita tanamkan agar kita terhindar dari Syirik. jika kita percaya bahwa yang membuat kita sembuh adalah obat, atau jimat, atau mantera, maka kita bisa terkena syirik. Karena Allah tidak akan menurunkan rahmatnya secara langsung kepada kita, tentu kita harus berusaha agar rahmat tersebut turun, yaitu dengan perantara-perantara usaha tersebut.

Ingat, bahwa warisan Nabi Muhammad kepada umatnya adalah Al Qur'an dan Hadits. Artinya bahwa pemanfaatan Al Quran memang ditujukan untuk umat beliau, baik ajaran hukum agama yang dikandung, ilmu pengetahuannya, pahala atau derajatnya, maupun fadilah-fadilah yang terkandung dalam ayat-ayatnya.
loading...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bid'ahkah ayat Al Qur'an dijadikan mantera atau azimat"

loading...